Evaluasi Pembelajaran
Pengertian Perencanaan
Evaluasi Pembelajaran
Menurut William H.
Newman dalam bukunya Administrative Active Techniques of Organization and
Management, bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan.Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan
program, penentuan metode-metode, prosedur tertentu dan penentuan kegiatan
berdasarkan jadwal sehari-hari.
Evaluasi adalah suatu
proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data,
berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sedangkan
evaluasi pembelajaran menurut Norman E. Gronlound adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran telah dicapai oleh siswa. Sehingga pengertian perencanaan evaluasi
pembelajaran adalah rangkaian-rangkaian putusan yang diambil untuk menentukan
sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Perencanaan Non Tes
Perencanaan non tes
dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari
suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi.
1. Observasi (Pengamatan)
Yaitu teknik atau cara
mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling
berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan.
Selain itu observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan
memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Bentuk pengisian
pedoman bisa secara bebas dalam bentuk uraian, bisa pula dengan bentuk member
tanda cek (V) pada kolom jawaban observasi bila pedoman yang dibuat telah
tersedia jawabannya (terstruktur). Observasi untuk menilai proses
pembelajaran dapat dilaksanakan oleh guru di kelas pada saat siswa melakukan
kegiatan belajar. Untuk itu guru tidak perlu terlalu formal memperhatikan
perilaku siswa, tetapi mencatat secara teratur gejala dan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan
salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan
dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik.
Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untuk menjelaskan suatu kondisi
tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi
situasi atau orang tertentu.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara
terpimpin dan wawancara bebas.
Ø Wawancara terpimpin
biasa juga disebut wawancara terstruktur atau wawancara sistematis. Yang
dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang
pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah
dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan pewawancara.
Ø Wawancara bebas atau
wawancara tak terpimpin, pada wawancara seperti ini responden diberi kebebasan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan pendapatnya
tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang telah dibuat
pewawancara.
3. Check List ( Daftar
Cek)
Daftar Cek adalah
suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Daftar cek
dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap kejadian yang betapapun
kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada beberapa macam-macam aspek perbuatan
yang biasanya dicantumkan pada daftar cek kemudian tinggal memberi tanda
centang (ü) pada setiap aspek-aspek tersebut sesuai hasil penilaianya.
4. Quitionare (Angket)
Quistionare (Angket) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Contoh : angket terbuka
Bagaimana pendapat
anda kalau :
1) Pelajaran bahasa
Inggris di SLTP dihapus?
2) Pelajaran bahasa
Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
Untuk menjawab pertanyaan ini responden
bebas menggunakan kalimatnya sendiri.
5. Rating Scale (Skala
Penilaian)
Rating Scale adalah
salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi
tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat
secara bertingkat.
Rating scale adalah
perluasan checklist. Perbedaan dengan checklist adalah pada rating scale
observer mengindikasikan judgement dalam bentuk frekuensi & atau kualitas
karakteristik performa (misal: sangat baik, sedang, kurang), sedangkan pada
checklist hanya dituliskan hadir tidaknya perilaku.
Perencanaan Tes
Tes merupakan alat
atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes juga dapat
diartikan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kondisi siswa. Kondisi yang
dimaksud adalah prestasi belajar siswa
Salah satu cara untuk
melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes.
1. Perencanaan dalam
Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)
Tes untuk mengukur
hasil belajar siswa, memiliki prinsip-prinsip serta langkah-langkah
perencanaan tersendiri. Dalam merencanakan penyusunan achievement test
diperlukan adanya langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga
dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Dengan adanya hal ini, diharapkan suatu
tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang dapat mengukur apa yang sebenarnya
harus diukur .Para ahli penyusun tes maupun para pengajar (classroom teacher)
umumnya telah menyepakati langkah-langkah sebagai berikut:
v Menentukan atau
merumuskan tujuan tes.
v Mengidentifikasi
hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
v Merinci mata pelajaran
atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
v Menyiapkan tabel
spesifikasi (semacam blueprint).
v Menggunakan tabel
spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan
tujuan penyusunan tes dengan baik,seorang guru atau pengajar perlu memikirkan
apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunya sehingga selanjutnya ia dapat
menentukan bagaimana karakteristik soal-soal yang akan dibuatnya.
Ada tujuh hal yang
harus dipertimbangkan dalam perencanaan tes, yaitu:
§ Pemilihan butir soal
§ Tipe soal yang akan
digunakan
§ Aspek yang akan diuji
§ Format butir soal
§ Jumlah butir soal
§ Distribusi tingkat
kesukaran butir soal
§ Kisi-kisi tes.
D. Macam-macam Tes
1. Menurut pelaksanaannya dalam praktek
test terbagi atas:
o Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan
butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini
digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
o Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan
dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek
kognitif peserta didik.
o Test perbuatan
(performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki
jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek
psikomotor/ keterampilan peserta didik.
2. Menurut fungsinya test
terbagi atas:
o Tes formatif
(formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan.
Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut
yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik
adalah:
· Jika materi yang
ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok
bahasan yang baru.
· Jika ada bagian-bagian
yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan
yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang
belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta
didik.
o Tes sumatif (summative
test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program
pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan
umum.
o Test diagnostik
(Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Menurut waktu
diberikannya test terbagi atas:
o Pra test (pre test), yaitu test yang
diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta
didik.
o Test akhir (Post
test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran.
Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat
penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama
dengan pra test.
4. Menurut kebutuhannya,
macam test antara lain:
o Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan
seseorang (peserta didik).
o IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang (peserta didik).
o Test kemampuan
(aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau
bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
5. Menurut jenisnya tes
terbagi menjadi:
o Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji
coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
o Test buatan guru, yaitu test yang
dibuat oleh guru.
6. Menurut jenis waktu
yang disediakan test terdiri atas:
o Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test
tidak dibatasi.
o Speed test, yaitu test
dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi
Komentar
Posting Komentar